Skip to main content

BJ HABIBIE DAN IRON MAN ADALAH DUA FIGUR JENIUS YANG SAMA

B.J.Habibie Saat Muda
BJ Habibie dan seorang super hero seperti Iron man (Tony Stark) merupakan figur jenius yang memiliki inovasi teknologi modern yang luar biasa. Bukan tidak mungkin dua tokoh tersebut dapat disandingkan karena memiliki pandangan atas persepsi banyak orang yang berbeda atas diri mereka. Bagaikan dua tokoh super hero, keduanya dapat disandingkan karena memiliki pengaruh yang besar atas inovasi teknologi yang ada di dunia mereka. Bedanya hanyalah bahwa Habibie adalah seorang yang nyata berasal dari Indonesia sedangkan Tony Stark adalah Jenius miliarder yang hanya ada di film Iron Man.
Beberapa waktu yang lalu beredar kabar mengenai penghinaan yang diutarakan Mentri Malaysia yang menyatakan Habibie adalah penghianat bangsa Indonsia dengan sebutan “Dog Imperialism”. Pernyataan tersebut kontan menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat Indonesia yang sudah menganggap Habibie adalah orang yang patut di hormati atas jasanya pada bangsa Indonesia. Pemisahan Timor-timor dan pembebasan sejumlah tahanan politik pada masa pemerintahan singkat Habibie menjadi alasan atas pernyataan Mentri Malaysia tersebut. Namun nyatanya Habibie mempunyai banyak alasan kuat atas keputusan tersebut, selain pertimbangan demokrasi juga merupakan bakal calon reformasi yang terjadi beberapa waktu kemudian. Tidak ada yang salah pada perbedaan pandangan politik, sehingga dengan mantapnya Habibi melaksanakan kebijakannya yang sesuai dengan prinsip demokrasi.

Habibie Bersama Istrinya
Jasa dan prestasi Habibie tidak pernah mendapat apresiasi secara nyata dari bangsa Indonesia, walau demikian dirinya tetap memiliki jiwa nasionalisme tinggi sebagai orang yang berkarir di luar negri. Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie atau dikenal dengan sebutan BJ Habibie merupakan Presiden ke-3 Indonesia selama 1,4 tahun dan 2 bulan menjadi Wakil Presiden RI ke-7. Habibie merupakan “blaster” antara orang Jawa dengan orang Makasar/Pare-Pare. Dimasa kecil, Habibie telah menunjukkan kecerdasan dan semangat tinggi pada ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya Fisika. Selama enam bulan, ia kuliah di Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), dan dilanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule – Jerman pada 1955. Dengan dibiayai oleh ibunya,  R.A. Tuti Marini Puspowardoyo, Habibie muda menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di Aachen-Jerman.

Habibie Saat Ini.
Berbeda dengan rata-rata mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa di luar negeri, kuliah Habibie (terutama S-1 dan S-2) dibiayai langsung oleh Ibunya yang melakukan usaha catering dan indekost di Bandung setelah ditinggal pergi suaminya (ayah Habibie). Habibie mengeluti bidang Desain dan Konstruksi Pesawat di Fakultas Teknik Mesin. Selama lima tahun studi di Jerman akhirnya Habibie memperoleh gelar Dilpom-Ingenenieur atau diploma teknik (catatan : diploma teknik di Jerman umumnya disetarakan dengan gelar Master/S2 di negara lain) dengan predikat summa cum laude. Pak Habibie melanjutkan program doktoral setelah menikahi teman SMA-nya, Ibu Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Bersama dengan istrinya tinggal di Jerman, Habibie harus bekerja untuk membiayai biaya kuliah sekaligus biaya rumah tangganya. Habibie mendalami bidang Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang. Tahun 1965, Habibie menyelesaikan studi S-3 nya dan mendapat gelar Doktor Ingenieur (Doktor Teknik) dengan  indeks prestasi summa cum laude. (Sumber : nusantaranews.wordpress.com)
Sudah tidak asing lagi bahwa nama Habibie sering disebut-sebut sebagai nama impian banyak orang yang mendambakan kejeniusan dan kepintaran miliknya. Nama Habibi juga menjadi lambang kemajuan, moderenisasi, teknologi serta inovasi yang sebelumnya sangat jarang orang lakukan di negara Indonesia. Sayangnya, bakat serta hasil karya beliau tidak begitu mendapat apresiasi dan tindak lanjut dari pemerintah hingga sekarang. Banyak konsep project yang tidak mampu dijalankan karena keterbatasan kemampuan negara dalam memfasilitasi pemikiran Habibie, sehingga kini banyak yang berpendapat bahwa pemikiran Habibie merupakan klas tinggi dalam teknologi modern yang belum mampu di serap banyak orang, termasuk pemerintah Indonesia sendiri.

Perjalanan seorang yang memiliki pemikiran cemerlang tidak akan berhenti di situ saja, kemungkinannya bahwa dari apa yang Habibie miliki menjadi potensi besar bagi kemajuan di masa yang akan datang. Sosok Habibie akan selalu menyisakan jejak yang sangat dalam bagi perkembangan yang terjadi setiap waktunya, karena seorang Hero tidak selalu mengenakan kostum atau topeng, namun ia bekerja dengan inspiratif serta janji harapan atas kebenaran yang ia katakan.

Comments