Skip to main content

TAMPIL MENARIK BERKAT TIDUR CUKUP


Dikutip Dari Kompas.com pada Kamis, 16 Desember 2010 | 10:55 WIB

Mitos waktu tidur yang cukup akan memengaruhi kesehatan dan kecantikan sudah lama diketahui. Namun studi termutakhir menyebutkan bahwa konsep tersebut bukan cuma mitos. Orang yang memiliki waktu tidur cukup, sekitar 8 jam, akan terlihat lebih menarik dibanding orang yang kurang tidur.
Penelitian yang dilakukan tim peneliti dari Institut Karolinska, Stockholm, Swedia, membuktikan orang yang cukup tidur bukan cuma terlihat lebih menarik, tapi juga lebih sehat dan lebih bugar. dibanding yang waktu tidurnya kurang.
Para peneliti mendapatkan hal tersebut setelah mereka memotret wajah 23 laki-laki dan perempuan setelah mereka tidur cukup kemudian dipotret lagi setelah terjaga selama 31 jam. Proses pemotretan dibuat dalam standar yang sama, misalnya jarak ke kamera, tidak memakai make up hingga ekspresi wajahnay.
"Orang yang kurang tidur terlihat tidak menarik, kurang sehat dan lebih gampang lelah dibanding dengan mereka yang waktu istirahatnya cukup," tulis para peneliti dalam laporan yang dimuat dalam British Medical Journal.
Profesor Tidur dan Fisiologi pada Pusat Penelitian Tidur Surrey, Derk-Jan Dijk, mengatakan, dampak dari kurang tidur jauh lebih buruk dari foto yang diperoleh dalam penelitian karena foto itu diambil pada siang hari ketika jam tubuh berada dalam kondisi kesadaran penuh. ”Bayangkan wajah orang pada tengah malam atau dini hari saat jam tubuhnya meminta ia untuk tidur,” katanya.

 

Tidur Siang Cukup 5 Menit

Siapa yang sering merasa ngantuk sesudah makan siang atau menjelang pukul 3 sore? Jangan-jangan, sebagian besar dari kita akan mengangkat tangan. Mengantuk di siang hari, menurut Hiromi Shinya, adalah hal yang wajar. Penyebabnya adalah enzim kita banyak digunakan saat bangun dan beraktivitas.
Jika tubuh sudah memberi sinyal demikian, dengarkanlah. Jangan abaikan karena alasan apa pun. Jangan juga khawatir pekerjaan tertunda. Sebab, untuk memulihkan tenaga, kita cuma perlu waktu 5 menit.
Untuk kita terapkan, carilah tempat di mana kita tidak akan diganggu. Setelah itu, tarik napas dalam-dalam dan lemaskan seluruh otot tubuh. Kalau memang mengantuk, tidur saja.
Shinya menyebut tidur siang sejenak ini sebagai power nap. Sebab, hanya dalam waktu 5 menit atau paling banyak 30 menit, kita pasti akan terbangun dengan kekuatan penuh. Istirahat singkat, menurut penulis buku Miracle of Enzyme itu, mengizinkan tubuh melakukan homestatis atau pemulihan diri. Walhasil, kinerja kita di sesi selanjutnya akan berlangsung dengan efektif.

Kurang Tidur Bikin Badan Tambun

Tidur sama pentingnya dengan pengaturan pola makan dan olahraga untuk mendapatkan bobot tubuh seimbang. Demikian kesimpulan serangkaian studi yang dilakukan para ahli. Hasil studi yang dilakukan tim dari Universitas Chicago menunjukkan, kurang tidur bisa mengurangi efek dari diet. Ketika orang yang sedang berdiet memiliki tidur yang berkualitas, berat badan yang berkurang dua kali lebih banyak dibanding pelaku diet yang tidurnya kurang.
Reaksi kekurangan tidur ini pada kegemukan juga dilakukan oleh ilmuwan dari Australia mengenai kaitan antara kurang tidur dan pertambahan berat badan. Sementara itu, para ahli dari Columbia University, New York, yang mengamati kebiasaan tidur 18.000 orang menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari empat jam setiap malam berisiko 73 persen mengalami kegemukan di kemudian hari dibanding orang yang tidur 7-9 jam setiap malam.
Bahkan orang yang rata-rata tidur 6 jam setiap malam punya risiko kegemukan 23 persen. Di lain pihak, orang yang terlalu banyak tidur, sekitar 10 jam setiap malam, memiliki risiko 11 persen menderita kegemukan. Pertanyaannya, mengapa kurang tidur bikin bobot tubuh melonjak? Para ahli meyakini, kurang tidur bisa mengganggu hormon gherlin dan leptin. Keduanya adalah hormon yang mengatur rasa lapar dan selera makan.
Saat kita kurang tidur, tubuh akan bereaksi seperti saat kita kurang makan; kadar leptin akan turun dan kadar gherlin melonjak. Akibatnya, perut akan terasa lapar dan membangkitkan nafsu mengonsumsi makanan yang kaya lemak dan gula. Tentu saja ini akan membuat berat badan melonjak. Perubahan hormon ini juga mengganggu metabolisme sehingga lebih banyak lemak yang disimpan.
Penelitian lain menunjukkan, kurang tidur akan mengganggu jam biologis tubuh atau ritme sirkadian yang mengatur glukosa dan insulin. Kurang tidur akan meningkatkan hormon kortisol, hormon yang juga mengatur penggunaan energi dalam tubuh. Kadar kortisol yang tinggi terkait dengan insulin resistan dan tingginya indeks massa tubuh.

Hati Cerah Berkat Tidur dalam Gelap

Jangan pernah anggap remeh kehadiran lampu dalam kamar. Selain berfungsi sebagai alat penerangan, tata cahaya juga ikut memengaruhi psikologis kita. Sebuah riset menunjukkan, tidur dalam kondisi kamar yang terang bisa memengaruhi mood seseorang.
Para pakar saraf telah mempelajari bahwa tidur dengan lampu yang masih menyala, bahkan lampu tidur yang remang-remang, akan berpengaruh pada keseimbangan kimia dan struktur dalam otak. Lampu yang menyala juga menghambat pengeluaran hormon melatonin, yang membantu tubuh untuk tidur dengan nyenyak.
Kesimpulan yang dihasilkan oleh tim peneliti dari Ohio State University memang baru berangkat dari uji coba perbandingan pada hewan di laboratorium. Satu kelompok hewan dibiarkan tidur dalam lampu yang terang dan satu lagi tidur dalam kondisi gelap.
Peneliti menyimpulkan, kondisi tidur yang baik seharusnya gelap gulita. "Bahkan, lampu yang redup sekalipun bisa menyebabkan perubahan kimiawi di otak, terlebih setelah kondisi tidur selama 8 jam. Dalam jangka panjang hal ini bisa menyebabkan rasa depresi," kata Tracy Bedrosian, peneliti.

6 Keluhan Tubuh Saat Kita Kurang Tidur

Masih menganggap tidur sebagai ritual biasa? Jika iya, hati-hati, karena tubuh bisa melakukan demonstrasi pada kita bila terus membiarkan kualitas tidur kita memburuk. Sebab setidaknya ada enam risiko kesehatan yang terancam jika kita sering kurang tidur.
1. Merindukan makanan junk food
Saat kita kurang tidur, tombol pengatur nafsu makan mengalami gangguan. Alhasil kita menginginkan makanan yang tinggi lemak dan tinggi karbohidrat. Ini akan membuat jumlah kalori dalam tubuh naik drastis. Sebuah penelitian membuktikan, setelah kurang tidur selama 2 malam berturut-turut, responden mengalami dorongan makan lebih lama dari biasanya. Sebab hormon pemicu nafsu makan, yaitu ghrelin, meningkat dan hormon penekan nafsu makan menurun, yaitu leptin.
Jika dibiarkan terus-menerus, kita akan mengalami kelebihan berat badan. Dan ini semakin ditegaskan oleh penelitian yang dilakukan University of Washington yang menemukan respondennya yang memiliki tidur cukup, 7 sampai 9 jam setiap malam, memiliki nilai BMI yang ideal.
2. Kita menjadi pusat magnet bagi kuman
Orang yang tidur 7 jam pada malam hari, akan 3 kali lebih mudah terkena flu. Ini adalah hasil studi JAMA. Bahkan penelitian lain menyimpulkan, laki-laki yang kurang tidur dan diberikan vaksin flu, memiliki kelambatan reaksi pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit musiman itu. Kekebalan tubuh baru terbentuk, 10 hari setelah vaksinasi dilakukan. Rumusnya hanya satu untuk menjelaskan situasi ini, tidur membentuk sistem kekebalan tubuh kita.
3. Tubuh menjadi lebih lambat mengolah gula
Universitas of Chicago menyimpulkan dalam penelitian mereka, waktu tidur yang pendek akan membuat tubuh kita resisten terhadap insulin. Ini membuat glukosa susah sekali diolah dalam pembuluh darah kita, sehingga kita berpeluang mengalami diabetes tipe 2.
4. Didera stres berkepanjangan
Masih dari penelitian yang dilakukan University of Chicago, kurang tidur membuat hormon kortisol meningkat tajam. Ini adalah hormon yang menyebabkan kita mengenal bagaimana tidak enaknya stres. Peningkatan kortisol terjadi mulai dari sore hingga malam hari, yang membuat detak jantung kita meningkat, tekanan darah meningkat, dan gula dalam darah meningkat. Ini artinya, kita berisiko untuk mengalami hipertensi, gangguan jantung, dan diabetes tipe 2.
5. Otak kita menjadi berkabut
Saat kita kurang tidur, maka otak diserang "kabut tebal". Bahkan Joyce Walsbelen, PhD, pakar kesehatan tidur, bercerita, kabut tebal ini membuat kita susah sekali merasa senang. “Sebab kontrol tidur dan emosi ada pada areal otak yang sama. Jadi saat kita kurang tidur, maka otomatis kita sudah membuat diri menjadi mudah sekali depresi.”

6. Membuat kita terlihat lebih tua
Kurang tidur juga membuat aliran darah melambat, tak terkecuali yang ada di bawah kulit kita. Maka tak heran jika kantung mata mudah terbentuk saat kita kurang tidur, dan kondisi ini tentu bukanlah sesuatu yang dapat menyempurnakan tampilan kita.
“Lebih parahnya lagi, kurang tidur yang meningkatkan hormon kortisol juga memperlambat produksi kolagen. Jika ini yang terjadi, katakana selamat datang pada keriput,” ucap Jyotsna Sahni, MD, pakar kesehatan tidur dari Canyon Ranch, Amerika Serikat.
·        Melihat daftar lengkap keluhan tubuh saat kita kurang tidur ini, kita pasti tak ingin membuat tubuh mengeluh lagi. Karena itu, lakukanlah trik mudah untuk tidur lelap.
·        Secara perlahan, tidurlah 15 menit lebih cepat setiap malamnya.
·        Matikan lampu sejam sebelum menutup mata, dan cobalah untuk relaks. Jika alunan musik bisa menenangkan diri, jangan ragu untuk menikmati alunan tersebut sambil menutup mata.
·        Jangan letakkan televisi atau komputer di kamar kita.
·        Lakukan meditasi atau peregangan tubuh, 30 menit sebelum benar-benar tidur.

Comments