Skip to main content

BAGAIMANA MENGELAS KAWAT NANO DENGAN CAHAYA

Kawat nano digunakan untuk membuat rangkaian kanduktif elektronik yang sangat efisien dilihat dari berbagai hal. Namun kesulitan membuat rangkaian elektronik tersebut terletak pada cara pengolahannya yang memerlukan tekhnologi super canggih. Pada  saat ini para peneliti di Stanford telah menemukan cara baru mengelas rangkaian kawat yang sangat kecil tersebut.

Kawat Nano merupakan kawat yang mencakup pada pengembangan tekhnologi bersekala nano dengan ukuran 0,1 sampai 100 nm (satu nanometer sama dengan seperseribu mikrometer atau sepersejuta milimeter). Istilah ini kadangkala diterapkan ke teknologi yang sangat kecil. Sehingga dalam penggunaan perangat dalam sekala ini sangat sulit dan memerlukan teknologi yang lebih mutakhir. Namun ada kelebihan lain yang sangat memotivasi penggunaan teknologi dalam sekala nano tersebut.

Penggunaan tekhnologi nano merupakan satu impian yang luar biasa bagi para ilmuan dalam penggunaan berbagai tekhnologi yang menggunakan sekala ini. Dalam bidang elektronika kawat nano menjanjikan energy listrik yang luar biasa, biaya yang murah, mudah diolah dan perangkan yang portable seiring dengan ruang yang dibutuhkan semakin kecil untuk membuat satu rangkaian elektronik yang super rumit.

Kendala yang dihadapi ilmuan sebelumnya dalam menggunakan teknologi bersekala nano tersebut adalah bahwa rangkaian renik ini harus dipanaskan terlebih dahulu yang kemudian dilakukan proses penyatuan pola melintang yang akhirnya akan membentuk satu rangkaian. Dalam proses tersebut ilmuan mengalami kegagalan karena rangkaian yang dibuat selalu rusak sebagai akibat proses pemanasan yang kurang stabil. Kendala tersebut akhirnya dapat terselesaikan seiring dengan penemuan teknik pengelasan kawat nano menggunakan plasmonik untuk melebur kawat menggunakan letupan cahaya biasa.

Pada dasarnya teknik ini merupakan inti dari bidang fisika plasmonik dengan metode menyilangkan dua buah logam yang kemudian cahaya akan membentuk gelombang Plasmon saat kedua logam tersebut bertemu. Namun titik panas yang dihasilkan cahaya hanya akan ada ketika dua buah logam tersebut bersentuhan, bukan pada saat keduanya menyatu. Sehingga pengelasan akan berhenti dengan sendirinya. Penemuan ini selain mempermudah pembuatan rangkaian elektronik dari kawat ukuran nano, memungkinkan pula pada penggunaan elektroda pada polimer transparan dan plastic.


Comments