Skip to main content

DEBU MALAIKAT YANG KONTERVERSIONAL (ANTARA ANESTESI DUNIA KESEHATAN DAN PENYALAHGUNAAN OBAT)

 
“Debu malaikat” diberi nama demikian karena seperti yang kita ketahui bahwa Marijuana (Sebutan lain dari Ketamine atau fensikilidin/PCP) memberikan efek yang sangat berbahaya bagi siapa saja yang mengkonsumsinya. Berdasarkan beberapa refrensi menyatakan bahwa ketamine atau yang sering disebut PCP atau dengan ungkapan “Debu Malaikat” akan membuat seseorang mengalami delusi, kecemasan yang berlebihan dan beberapa gangguan psikosa secara sementara. Dengan alasan tersebutlah maka marijuana atau “Debu Malaikat” ini dilarang penggunaannya sejak tahun 1962 silam. Namun jika kita amati sekarang, nyatanya obat ini masih banyak beredar dalam bentuk Narkoba yang di perjual belikan secara sembunyi-sembunyi.

Awalnya PCP digunakan secara resmi dalam dunia kedokteran dengan maksud untuk membius pasien pasca operasi. Efek obat ini sangat keras sehingga pasien tidak akan merasa sakit dan benar-benar dalam keadaan tidak sadarkan diri. Obat ini digunakan karena benar-benar mengurangi rasa nyeri dan dalam dunia kedokteran sendiri akrab dengan sebutan anestesi.

Pada prateknya obat PCP atau Debu malaikat ini digunakan dengan cara disuntikan atau di oral. Namun setelah obat ini dilarang kemudian berkembang cara-cara lain untuk menggunakannya. Debu malaikat mulai menjadi obat jalanan dan dikenal dengan nama marijuana sejak tahun 1967, biasanya digunakan dengan cara menaburkannya pada daun mint, tembakau dan peterseli kemudian menghisapnya sebagaimana saat menghisap rokok.


Adapun efek yang akan ditimbulkan pada pemakainya adalah tekanan pada otak seiring dengan disorientasi yang dialaminya sehingga pemakainya akan merasakan bingung dan pusing yang luar biasa. Lebih lanjut pemakainya akan merasa lupa mengenai lokasi dimana dirinya berada, lupa akan waktu dan terkadang akan mengalami trance seperti orang yang sedang mabuk hingga agresif seperti orang yang sedang kesurupan.

Selain itu beberapa gangguan pada sejumlah organ biologis juga akan terjadi. Pemakaian Debu Malaikat ini akan meningkatkan frekuensi pembentukan keringat dan air liur, tekanan darah meningkat seiring tremor otot atau istilahnya adalah gemetar. Obat ini benar-benar mempengaruhi syaraf pusat dan memfungsikan beberapa organ vital tidak sebagai mestinya. Diketahui pula beberapa pemakai berkelahi setelah mengkonsumsi obat ini. Diperirakan karena obat ini berdamapak pada  emosional yang meningkat secara langsung seiring dengan berkurang dan hilangnya rasa sakit yang dirasakan.

Walaupun Debu Malaikat dapat dibilang sangat berbahaya bagi siapa saja yang menggunakannya, namun obat ini sempat menjadi perangkat anestesi yang mujarab dalam menghilangkan rasa sakit pasca operasi. Setelah penggunaan obat ini dihentikan, maka giliran permasalahan mengenai penggunaan dan penyalahgunaan obat yang kemudian dapat membahayakan bagi pemakainya.

Dalam menangani permasalahan ini maka dilakukan beberapa langkah khusus untuk menangani penderita akibat konsumsi Debu Malaikat. Diantaranya adalah pemberian obat-obat lain yang aman untuk menurunkan tekanan darah dan detak jantung, pemberian obat-obatan penguras lambung agar PCP dapat keluar dari tubuh pasien dengan cepat juga penanganan intensif dengan cara dimasukan ke ruangan yang tenang disertai pengawasan terhadap denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan akan mengurangi resiko kerusakan pada organ lebih parah lagi.


Comments