Adegan
panas dalam film porno atau yang kita kenal sebagai BF (Blue Film) memang
menjadi hal yang sangat tabu bagi masyarakat kita yang ter-cover pada norma dan
etika. Namun pada kenyataannya beberapa tahun terakhir produk porno yang
beredar di masyarakat semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi yang melaju dengan sangat pesat pula.
Disadari atau tidak, ternyata film porno menjadi konsumsi masyarakat dunia dari sejak lama. Hingga sampai pada masyarakat Indonesia dengan perkembangannya yang tidak kalah meningkat jika berbicara masalah kuantitas. Namun hal tersebut terbatas pada produk yang masih dinyatakan ilegal dan mungkin saja tidak akan pernah jika secara gamblang pemerintah mampu melegalkan produk tersebut. Dengan demikian, film atau produk porno yang di konsumsi oleh masyrakat kita kini sebatas pada permasalahan penggunaan teknologi dan tidak dimaksudkan untuk konsumsi umum, atau dengan kata lain merupakan fenomena sekandal pribadi yang dikonsumsi publik saja.
Disadari atau tidak, ternyata film porno menjadi konsumsi masyarakat dunia dari sejak lama. Hingga sampai pada masyarakat Indonesia dengan perkembangannya yang tidak kalah meningkat jika berbicara masalah kuantitas. Namun hal tersebut terbatas pada produk yang masih dinyatakan ilegal dan mungkin saja tidak akan pernah jika secara gamblang pemerintah mampu melegalkan produk tersebut. Dengan demikian, film atau produk porno yang di konsumsi oleh masyrakat kita kini sebatas pada permasalahan penggunaan teknologi dan tidak dimaksudkan untuk konsumsi umum, atau dengan kata lain merupakan fenomena sekandal pribadi yang dikonsumsi publik saja.
Walaupun
film porno asal negara luar banyak beredar, namun masyarakat kita tidak
memahami secara mendalam maksud dan tujuan dari produk tersebut yang
semata-mata bukan hanya pada aspek kepentingan birahi sexual semata. Karena
pada kenyataannya masyarakat internasional menggunakannya seperti mereka
menggunakan minuman keras yang terjual bebas.
Berikut
beberapa hal yang harus anda ketahui mengenai film porno yang telah banyak beredar
luas tersebut.
1. Film porno itu di buat secara
profesional.
Berbeda dengan produk
amatir, bahwa Blue Film sejatinya adalah film yang di buat secara profesional
menggunakan teknologi dan sumber daya yang sangat besar. Sehingga apa yang
dihasilkan sesuai target dan sasaran yang dimaksud pasar. Pada aspek ini,
adegan porno yang dibuat jauh dari kesan konterversial karena di buat sesuai
prosedur yang diinginkan dengan bentuk yang sangat baik. Berbeda dengan adegan
yang dibuat secara amatir, bahwa film amatir yang seperti kita kenal sekarang
ini hanya menyisakan sekandal dan konterversial semata tanpa segi lain sesuai
sasaran si pembuat. Hasilnya adalah nilai negatif atau kerugian bagi si pemeran
dalam film porno amatir tersebut.
2. Adanya Sekenario dan alur yang diatur.
Tahukah anda bahwa adegan
dalam film porno yang biasa anda saksikan itu memiliki sekenario. Film-film
profesional akan selalu menyusun sekenario yang di dibuat secara profesional
pula. Rangkaian adegan sebelumnya di atur oleh sutradara dengan pengarahan yang
sangat hati-hati dan tidak mengandalkan kemampuan pemeran semata. Baik itu
latar belakang, busana dan make up di buat dengan hati-hati dan sebaik mungkin,
sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai yang cukup tinggi.
3. Fenomena Sexual Dalam Film Porno
Hanyalah Fiktif.
Segala macam fenomena sexual
dalam adegan porno di buat dengan tujuan hiburan semata, dan sama sekali
terjadi bukan secara alami dan di rencanakan sebelumnya. Dengan tangan-tangan
profesional maka adegan yang dihasilkan akan terkesan luar biasa dan sama
sekali jauh dari fakta sesungguhnya. Misalkan saja ejakulasi dengan durasi yang
lama, klimaks yang menggebu atau pendarahaan saat penetrasi di buat dengan
menggunakan trik-trik tertentu sehingga terkesan sangat nyata terjadi.
Jika anda pernah melihat
dalam film porno lama, maka trik tersebut akan terlihat jelas perbedaannya.
Bedanya adalah bahwa pada saat ini trik yang digunakan semakin modern dan
terlihat lebih nyata di banding film-film terdahulu.
4. Pemeran dalam Film Porno Asumsinya Bukan
PSK
Hal ini sangatlah penting,
karena masih banyak anggapan bahwa aktor dalam film porno adalah pelacur atau
pekerja sex komersial (PSK). Perlu anda ketahui bahwa pemeran dalam film porno
tersebut adalah seorang aktor biasa yang menjalani bidangnya dalam porno grafi
hingga sudah terbiasa dengan adegan-adegan tersebut secara profesional. Hampir
semua aktor dalam film porno ini memiliki kehidupan biasa seperti halnya
masyarakat umum. Kehidupan mereka berjalan normal sebagaimana biasanya di negara
luar sana.
Para aktor ini mendapatkan
upah sesuai dengan pekerjaannya dan mampu memenuhi segala kebutuhan hidup
sehari-hari. Misalkan saja aktor “Maria Ozawa” yang kita kenal sebagai “Miyabi”
bahwa dirinya mampu menjalani hidup sebagai mana mestinya seperti masyarakat
umum. Malahan pada saat ini aktor tersebut di sejajarkan dengan selebritis
lainnya di Jepang.
5. Tidak Semua Orang Dapat Menjadi Bintang
Porno
Hal yang terakhir adalah
bahwa semua bintang atau pemeran dalam film porno merupakan orang-orang yang
dipilih. Artinya bahwa tidak semua orang dapat menjadi pemeran dalam film porno
tersebut, karena untuk menjadi pornstar seseorang harus memenuhi kriteria dan
prasyarat tertentu. Misalkan saja seseorang dengan keindahan tubuh yang luar
biasa, belum tentu dirinya memiliki bakat akting dalam bidang porno grafi. Juga
seseorang yang memiliki bakat akting namun bentuk dan keadaan tubuh tidak
sesuai dengan keinginan sutradara maka dirinyapun tidak bisa menjadi seorang
artis porno.
Hal ini terkait dengan apa
yang disebutkan sebelumnya, karena pada dasarnya menjadi artis porno merupakan
bidang yang digeluti seperti bidang lainnya biasa. Selian kemampuan, tentunya
keadaan fisik dan mentalpun diperlukan dalam produksi film ini.
Dari
lima hal diatas maka perlu dicermati bahwa pada dasarnya sajian film porno di
ciptakan bukan untuk di salah gunakan atau kajian contoh yang sebenarnya di
dunia nyata, namun lebih besar pada apresiasi hiburan semata tanpa membawa
pihak manapun. Film porno tidak ada bedanya dengan film-film imajinasi lain
yang secara akal kita sendiri tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Walau
demikian masih banyak yang tidak memahaminya dan kurangnya antisipasi sejak
dini dampak dari adegan film porno apabila di saksikan oleh awam. Akibatnya
adalah pelecehan sexual yang semestinya tidak terjadi di kalangan masyarakat
biasa akibat jenis film yang satu ini. Jika hal ini tidak di antisipasi dengan
tepat, maka dampaknya sama saja dengan pelarangan pada sesuatu hal yang tidak
mungkin dilakukan secara maskimal. Karena kita ketahui, usaha apapun yang
dilakukan pemerintah berupaya melakukan pemblokiran dengan jalan apapun akan
tetap tercium kelemahan di anataranya. Jika kita tidak memberikan pemahaman
secara intelegensi hasilnya akan tetap sama saja seperti sebelum-sebelumnya.
ӏf you would liκe tο іmprove
ReplyDeleteyour know-how ϳust keep νiѕіting
this sitе аnd be updated with the moѕt
recent neωs uρdate ροsted heгe.
Also visit my web-site ; Minted Poker Room