Alam semesta merupakan
tempat yang begitu luas, tidak ada satuan apapun yang dapat mengukur seberapa
besar luas yang dimilikinya. Satu-satunya frasa yang dapat membatasi pemikiran mengenai
besaran alam semesta adalah memahami bahwa ruang dan waktu adalah salah satu
dimensi diantara begitu banyak bentuk dan rupa bahwa sesuatu yang memiliki
batas dinyatakan nyata. Umat manusia tidak dapat mencapai hal tersebut karena
dibatasi oleh dimensi ruang yang dimilikinya. Bagimana dengan dimensi waktu?
Bagaimana rupa dan perwujudannya bahwa waktu benar-benar ada? Filem berjudul Interstellar menjelaskan dengan
sederhana bagaimana teori ruang dan waktu akhirnya dapat dipecahkan.
Karya Christopher Nolan yang satu ini
mengingatkan para penggemar filem fiksi ilmiah pada sebuah filem laiinya yang
berjudul Space Odyssey. Keduanya memiliki pemikiran pada
teori yang sama, hanya saja beberapa detail teori fisika pada saat ini dalam Interstellar mengalami
perubahan dan dikisahkan dengan cara yang berbeda pula. Nolan punya caranya sendiri untuk menyampaikan bahwa gambaran alam
semesta yang kita kenal memiliki kesamaan dengan teori fisika pada umumnya.
Misalnya saja mengenai lubang cacing (Worm
Hole) yang digambarkan dalam bentuk bola sebagai reperesentasi bahwa lubang
dalam bentuk lingkaran pada alam dua dimensi meningkat menjadi berbentuk bola
pada saat menghubungkan antara ruang
tiga dimensi yang memiliki jarak yang sangat jauh. Begitulah karya Nolan sehingga memberikan pemahaman baru
pada pemirsa yang menyaksikan karyanya tersebut.
Mengulas sedikit ringkasan kisah pada filem Interstellar ini, bahwa di masa depan kehidupan
umat manusia di planet bumi mengalami perubahan yang amat drastis. Kondisi
planet tempat tinggal manusia sudah tidak layak untuk dihuni, sedangkan manusia
itu sendiri terus mengembangkan teknologinya untuk terus tetap bertahan dalam kondisi yang semakin memburuk.
Perubahan iklim dan kepunahan global pada sejumlah spesies penting menyebabkan
bencana kelaparan akibat beberapa jenis
tanaman pertanian yang biasa dikonsumsi manusia mulai punah. Pada masa itu
dikisahkan bahwa gandum sudah tidak dapat tumbuh dan yang tersisa dari sekian
banyak bahan pangan yang dapat bertahan hanya komoditas jagung, itu pun dalam
kondisi yang sangat kritis. Dikisahkan pula bahwa manusia tidak kekurangan
teknologi, mereka lebih cenderung membutuhkan tenaga para petani dibandingkan tenaga
insinyur seperti di masa lalu.
Matthew McConaughey
yang berperan sebagai Cooper, mantan pilot
pesawat penjelajah di Lembaga Antariksa Amerika (NASA) yang terpaksa berhenti
akibat kecelakaan ringan yang menimpanya. Dikisahkan bahwa Cooper akhirnya menjadi salah seorang petani moderen di masanya,
menanaman beberapa hektar jagung untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari
bagi keluarga dan masyarakat kota tempat ia tinggal. Suatu ketika sebuah
anomali kecil mengusik kehidupannya, terutama pada salah satu anaknya yang
bernama Murph yang diperankan sangat
baik oleh Mackenzie Foy. Seringkali Murph menceritakan mengenai hantu
dikamarnya, yang menjatuhkan buku-buku dari rak dengan susunan yang aneh. Namun
Cooper tidak begitu menganggap serius
kejadian tersebut, hingga suatu ketika ia menyaksikan sendiri bagaimana bentuk
medan gravitasi di rumahnya mengalami anomali yang cukup signifikan. Dari
kejadian tersebut Cooper dan Murph menyusuri misteri yang terjadi
tersebut hingga sampai pada sebuah fasilitas rahasia milik NASA yang tidak
pernah mereka duga sebelumnya. Orang-orang di dalam fasilitas termasuk Dokter Brand yang diperankan oleh Anne Hathaway sempat merasa terusik
perhatiannya setelah mendengar cerita Cooper
yang mengetahui lokasi rahasia mereka.
Singkat
cerita beberapa tim ahli NASA menganggap bahwa kejadian yang terjadi pada Cooper merupakan kejadian anomali kecil
alam semesta. Sedangkan dilain sisi sebuah lubang cacing (Worm Hole) nampak dengan sengaja muncul di sistem tata surya bumi
tepatnya berada di antara planet Saturnus. Mereka menganggap ada mahluk asing
yang sengaja membimbing umat manusia untuk dapat menjelajah lebih jauh
menemukan sistem tata surya lain pada galaksi
asing yang dapat dijadikan rumah baru umat manusia. Dari sinilah perjalanan
antar bintang bermula, dengan keterbatasan teknologi manusia, akhirnya mereka
memiliki kesempatan untuk menjelajah lebih jauh ke gelaksi lain berkat
munculnya lubang cacing tersebut.
Perjalanan
antar bintang yang dilakukan manusia menjadi kisah yang sangat menarik. Cooper terpaksa meninggalkan keluarganya
untuk berjuang menemukan rumah baru bagi mereka. Ia menyadari bahwa perjalanan
bintang dengan jarak sejauh itu akan menjadikan waktu sebagai permasalahan.
Selain membutuhkan waktu yang cukup lama dalam perjalanan mencapai sistem tata
surya lain, mereka dibatasi pula oleh perbedaan distorsi waktu antar kedua
tempat yang cukup besar. Dalam misi pertama mereka mengunjungi sebuah planet
potensial menghabiskan waktu kurang dari satu jam, sedangkan manusia yang
berada di luar jangkauan distorsi waktu telah menghabiskan puluhan tahun.
Berdasarkan
kisah singkat tersebut, filem Interstellar
menjanjikan pemirsanya pada pendalaman teori fisika moderen yang lebih
kompleks. Jawaban mengenai multi dimensi yang harus dialami oleh umat manusia
dan bagaimana dimensi pada tingkat yang lebih tinggi dapat berkomunikasi dengan
tingakatan yang lebih rendah. Bagi penggila fiksi ilmiah maka filem Interstellar dapat menjadi salah satu
pilihan untuk disaksikan. Walaupun agak begitu membingungkan namun banyak hal
yang dapat kita pahami terutama pemahaman kita mengenai teori ruang dan waktu
yang hingga saat ini masih berupa misteri.
Christopher Nolan
menyampaikan banyak hal dalam filem ini, kesan moral, cinta dan logika bahwa
manusia sebagai sebuah spesies. Sangat disayangkan untuk dilewatkan karena
filem ini begitu memberikan sensasi baru bagi penggemar filem.
Comments
Post a Comment
Kirim komentar dan berlangganan. Agar kami dapat menjawab pertanyaan anda. Saran, Kritik dan Pertanyaan sangat membantu kami dalam mengembangkan Blog ini.