Bukan
“Ariel” namanya jika pada kasus ini menjadi kontroversial bersekala nasional
hingga menggemparkan jutaan media masa. Tidak banyak yang menyadari bahwa artis
dunia setara Justin Bieber pun merasa
kesal karena kalah bersaing dalam situs jejaring sosial pada topik terpopuler
yang terpublikasikan Twitter. Entah
seperti apa meledaknya kasus ini hingga tergaung ke seluruh dunia melalui
jaringan digital yang tidak pernah kita sangka sebelumnya.
Kasus
pornografi yang menjerat Ariel akhirnya membuat dirinya terfonis bersalah dan
diganjar hukuman penjara. Pada masa proses penyelesaian kasusnya banyak
menimbukan pro dan kontra dari berbagai pihak. Ada yang mengecam, menghina,
mengagungkan, membela dan mengungkap berbagai tanggapan lain seputar kasusnya
tersebut. Inilah mungkin dunia selebritis, dimana orang-orang merasa terhibur,
merasuk hingga terbawa pada kehidupan masyarakat secara umum dan berteriak
dengan kata-kata tak terdengar sekalipun, rasanya tayangan ini adalah parodi
penjahat dan jagoan yang kemudian berakhir bahagia.
Namun
dalam perkara ini tidak semudah yang dibayangkan, karena ini adalah kehidupan yang
sebenarnya. Kehidupan yang diatur oleh hukum, bermasyarakat dan saling
berkorelasi antara kehendak pribadi dengan lingkungan sosial. Sehingga alangkah
bijaknya jika kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran yang dapat kita menilai-nilai
dari hingar bingar permasalahan pribadi “Ariel” yang satu ini.
Mungkin
anda pernah melihat atau mengalamai beberapa kegiatan razia yang dilakukan pihak
kepolisian terhadap ponsel milik masyarakat guna mengantisipasi meledaknya
pornografi yang beredar di lingkungan umum. Usaha itu akhirnya tidak berbuah
kemajuan apapun, namun tahukah anda bahwa secara tidak langsung kita telah
menyadari bahwa betapa sulitnya membendung isu pada kehendak masyarakat yang
jumlahnya ratusan juta tersebut. Kita menyadari bahwa betapa putus asanya
pemerintah mengahadapi gelombang isu dan kabar berita yang merambat bagaikan
badai tersebut. Tersalur ke pelosok lebih cepat dari pada pembangunan pendidikan
atau kesehatan, terserap lebih dalam pada pemikiran masyarakat lebih dari
doktrin, menjadi peluang usaha yang menjajikan bagi pembuat berita, atau
malahan menjadi lumbung keuntungan bagi media masa itu sendiri.
Inilah
Ariel, pernahkah anda bayangkan jika anda adalah pribadinya? Jika itu diri
anda, apakah anda akan segera bangkit dari keterpurukan, atau melanjutkan
kehidupan seperti biasa? Masihkah anda mampu menatap masa depan dari kesalahan
yang pernah anda lakukan?
Isu
maslaah ekonomi, pembangunan, politik, pendidikan, kesehatan dan masih banyak
yang lainnya memang adalah hal yang paling penting. Berhubungan langsung dengan
kondisi kehidupan masyarakat, kesejahteraan dan keamanan atau keharmonisan
diantaranya. Nah.. Siapakah Ariel? Siapa gerangan pribadi yag kemudian
menjadikan mata dan telinga masyarakat hingga menjadi terbius oleh pesona
kehidupannya?
Ariel
hanya seorang manusia laki-laki biasa tidak jauh berbeda dari kita, dirinya
tidak berbeda dari artis lain yang bekerja dari suaranya dalam bernyanyi,
performanya adalah sama seperti masa kemasan Peterpan dahulu. Heroiknya tidak jauh berbeda dengan pemirsa sepak
bola. Malahan dirinya dikecam, dihina dan dianggap kriminal karena kasus yang
menimpanya. Namun, beritanya seakan demam yang menggetarkan seluruh tubuh warga
masyarakat Indonesia. Kehadirannya seperti wabah tersebar dengan mantap pada
benak masyarakat. Kalangan bawah ataupun kalangan atas, pria berikut juga
wanita.
Intinya
adalah berkarya, bahwa Ariel akan tetap berkarya pada jalan yang dianggapnya
sangat baik. Inilah yang bisa kita petik dari apa yang dilakukannya. Walau
dirinya buka pemuka agama, nampaknya ia paham apa yang mewajibkannya hingga
harus bangkit dan kemudian hadir di hadapan masyarakat dengan Ariel yang baru. Dengan kembali berkarya, menciptakan lagu-lagu
dan menghibur masyarakat dengan sikap yang positif adalah jalan terbaik agar
dirinya kembali di terima di hadapan masyarakat dengan lebel yang lebih baik
dan ramah lingkungan. Dirinyalah yang menanamkan keburukan di mata masyarakat,
kini sudah waktunya dirinya untuk mencabutnya kembali kemudian membuangnya
jauh-jauh dari sekitar koridor ke artisannya.
Nah
menurut agan gimana?
Thаt's good, but I was thinking you will want to know I got a 404 error on your site when I went to post this comment?
ReplyDeleteHere is my web site ... firstchoice.co.uk voucher