Skip to main content

ANTARA BISNIS PORNO DAN FIGUR SEORANG ABG

Ilustrasi : Bisnis Porno ABG
Teknologi lintas budaya serta kebebasan informasi menjadi jalur aman bagi budaya porno yang berkamuflase dalam berbagai bentuk vulgar demi meraup keuntungan sebesar-besarnya. Hal ini sudah bukan merupakan rahasia bagi masyarakat yang memiliki kecendrungan heterogen baik dalam masalah usia maupun kalangan. Bisnis semacam ini dianggap sah dan tidak melanggar aturan selama kontent yang di sajikan merupakan kontent general yang dapat di konsumsi oleh siapapun. Namun alangkah disayangkan apabila sajian semacam ini menjadi pelarian ditengah maraknya pemblokiran kontent porno di Internet sebagai jalan menuju budaya porno bernuansa vulgar apabila tujuannya hanya untuk dinikmati semata.

Di sejumlah situs porno buatan lokal terlihat jelas bahwa kontent yang disajikan merupakan umpan yang sangat jitu bagi penggelut bisnis porno dan bidangnnya. Tidak hanya itu, berbagai produk obat-obatan dan alat bantu sex menjadi sponsor setia dan memenuhi tampilan depan situs tersebut. Ini merupakan metode yang masih di anut hingga sekarang agar mereka dapat terus bertahan dalam gelombang pemblokiran yang sedang marak. Para pembuat situs porno profesional sekalipun meyakini bahwa bisnis tersebut membutuhkan banyak biaya untuk dapat bertahan dari lingkungan yang tidak ramah ini, Sehingga peranan sponsor sangat dibutuhkan dalam menggeluti bidang ini.

Lain halnya dengan cara-cara sponsor yang ternyata menggunakan budaya porno tersebut untuk menyampaikan produknya pada konsumen. Tidak jarang kita temukan sejumlah produk menggunakan jebakan marketing sebagai salah satu senjata untuk menyatakan produknya pada konsumen. Ini adalah krisis baru diantara kebudayaan internet sehat yang ternyata tercemar juga dengan iklan baris bernuansa vulgar. Alasannya adalah potensi pasar di internet lebih berpeluang di bandingkan dengan promo tepat guna yang sudah kuno untuk dilakukan. Namun, sekali lagi bahwa kesalahan terletak pada kegiatan promo dalam bisnis porno mereka ternyata tercecer pada situs-situs lain dengan kontent umum yang dapat dilihat oleh konsumen di bawah umur dan Inilah permasalahan yang jarang mendapat perhatian tersebut.


Bagaimana dengan remaja ABG saat ini? Apa kaitannya dengan bisnis porno tersebut? Jangan kira bahwa kedua hal yang menjadi judul diatas tidak ada kaitannya. Keduanya merupakan sebab akibat yang patut kita amati bersama dan mencarikan soslusi yang tepat dalam menangani krisis budaya internet yang salah. Hal pertama yang sangat memprihatinkan adalah ditemukannya sejumlah foto vulgar anak ABG yang secara sengaja dijadikan model dalam iklan berbabagai produk sexual. Tidak jarang juga foto-foto amatir remaja yang merupakan korban budaya internet menjadi model andalan dalam iklan situs porno buatan lokal. Ini adalah sebagian kecil dari penggunaan figur ABG sebagai bahan promo bagi pihak-pihak yang ingin menyampaikan produknya. Secara harfiah mereka bukanlah model profesional ataupun bintang iklan, karena sebagian besar pengguna figur ABG tersebut tidak mengkonfirmasi terlebih dahulu kepada model yang bersangkutan. Inilah mereka masyarakat yang merupakan remaja ABG yang menjadi korban kebebasan internet karena disalah artikan.


Jika kita amati lebih lanjut bahwa budaya porno semakin banyak mengundang peluang bisnis yang besar bagi sejumlah orang, namun di dalamnya juga terdapat penyalahgunaan dan pelanggaran yang tidak tercatat dalam buku hukum sekalipun. Pemahaman masyarakat dan partisipasi dalam disiplin berinternet merupakan harapan pemerintah untuk melanjutkan pembangunan dalam teknologi informasi yang seakan dalam arena balap bersama negara lain. Sehingga di kemudian hari, pelanggaran jenis baru yang belum pernah tersetuh menjadi perhatian dan bahan kajian yang bisa dilakukan pihak terkait. Kemudian dapat di tindak lanjuti serta diberlakukan hukum yang tepat demi mencapai internet bebas yang sehat.


Comments